(French) <Devenir un cyborg>
Kim Cho-yeop et Kim Won-young, qui ont rencontré des machines (appareils auditifs et fauteuils roulants) qui compensent les dommages subis par le corps vers l'âge de 15 ans, se sont intéressés à la scène où le corps humain et la science et la technologie se rencontrent. Sur la base du temps passé à vivre avec une déficience auditive (Kim Cho-yeop) et de la perception de l'identité élevée dans la berceuse du mouvement de défense des droits des personnes handicapées, ils présentent un avenir différent auquel nous pouvons faire face lorsque nous combinons la science et la technologie dans les relations avec les autres, l'environnement et la société. Les deux dépeignent un avenir dans lequel les différents membres du monde se redécouvriront et s'accueilleront mutuellement en poussant loin et profondément leur sens du problème.
(English) Becoming a Cyborg
Kim Cho Yeop and Kim Won Young have lived as ‘cyborgs’ with devices (hearing aid and wheel chair) to complete physical damages at the age of 15. They all have been interested in the field where human body is combined with scientific technology. Both characters share the common issue that today’s scientific technology is advanced without considering specific experiences of individuals with diverse bodies and senses. Kim Cho Yeop has hearing disorder and Kim Won Young is physically disabled person respectively. They both have lived with their own diabilities so far and kept their identities nurtured in the range of the disabled rights movement. Based on their common knowledge, they present different future we will face with if we connect disability with scientific technology in terms of human relationship, environment, and social relationship.
(Indonesian) Menjadi cyborg
Kim Cho-yeop dan Kim Won-young, yang hidup sebagai 'cyborg' setelah bertemu dengan alat (alat bantu dengar dan kursi roda) yang membantu menopang cacat tubuh mereka sejak sekitar usia 15 tahun, selalu tertarik pada bidang pengetahuan di mana tubuh manusia dan sains juga teknologi saling berkaitan. Keduanya gemar berdiskusi mengenai apakah ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini maju tanpa mempertimbangkan pengalaman spesifik individu dengan berbagai tubuh dan indera. Berbekal pengalaman mereka dengan gangguan pendengaran (Kim Cho-yeop) dan cacat fisik (Kim Won-young), juga pengakuan atas identitas yang mereka suarakan tentang hak-hak disabilitas, mereka memiliki pengalaman unik tentang disabilitas dalam hubungannya dengan orang lain, lingkungan, dan masyarakat. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa kita bisa menghadapi hari esok dengan lebih baik jika memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua orang ini berusaha mengesampingkan masalah mereka dan lebih fokus ke masa depan yang lebih baik untuk mereka dan orang lain di dunia ini.