(English) Shall We Dance? is a story about an extraordinary grandmother who pursues her dream and keeps dancing. She started dancing from a young age and has performed on the stage many times wearing colorful costumes. Today, she is having a party with some old friends who danced with her before. She dresses up to the nines and heads for the party. At last, the party begins with funky music. Her hair has gone grey and she is not as slim as she used to be, but none of that matters. What matters is that they are all dancing and having fun together.
Many people still have misconceptions about dance. They think it is a sport or culture reserved only for young people. Also, they are more interested in dancing well than enjoying themselves. This book makes us realize that the only thing required for dancing is an open mind. Seeing the way children and grownups dance and have a wonderful time together, we cannot help but smile. We'll find ourselves wanting to dance. Things may not be perfect and tinged with humor but everyone looks happy.
(Indonesian) Kisah tentang seorang nenek keren yang suka menari dengan membawa impian di hatinya. Nenek saya telah menari sejak kecil. Ia mengenakan pakaian berwarna warni dan sering tampil di beberapa pementasan. Hari ini adalah hari di mana mengadakan pesta dengan teman-teman yang sudah bersamanya sejak lama. Nenek bersolek dengan keren dan menuju ke pesta. Pesta pun dimulai dengan alunan music yang menyenangkan. Meskipun rambut nenek sudah putih dan tubuhnya tidak selangsing saat masih muda, itu tidak menjadi masalah. Yang terpenting saat itu adalah semua orang menari dengan gembira bersama. Ada banyak persepsi tentang ‘menari’ itu sendiri. Ada yang bilang itu olahraga untuk kamu muda saja, ada yang bilang itu budaya. Tapi jika anda membaca <Shall we dance?>, anda bisa menyadari bahwa pada akhirnya, yang dibutuhkan untuk menari hanyalah perasaan yang terbuka. Menyaksikan anak-anak dan orang dewasa menari bersama, membuat pembaca bisa tersenyum tanpa sadar.
